Minggu, 13 Maret 2016

Makalah Ruang Lingkup Ajaran Islam 1 Tentang Tauhid



MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MENGENAI

RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM 1 TENTANG
TAUHID

Disusun oleh kelompok 7 :
YOSSY  NAFRIA           : 1420073
YUNDA NELA SARI     : 1420091
Dosen Pembimbing : Salman Asshary, S.ag, M.ag


PROGRAM STUDI KIMIA ANALISIS

AKADEMI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG

2014 / 2015




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...........ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….......1
A.    Latar Belakang……………………………………………………………………….......1
B.     Rumusan Masalah………………………………………………………………………..1
C.     Tujuan…………………………………………………………………………………....2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………...3
A.    Pengertian Tauhid………………………………………………………………………..3
B.     Aplikasi Tauhid…………………………………………………………………………..4
C.     Pengertian Syirik…………………………………….…………………………………...4
D.    Dampak Syirik……………………………………….…………………………………..5
E.     Kiat Pemupukan Iman……………………………….…………………………………..6
BAB III PENUTUP…………………………………………...………………………………....9
      Kesimpulan………………………………………………………………………………….9
      Saran…………………………………………………………………………………….......9
DAFTAR PUSTAKA








KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum  warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongannya mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah  kepada baginda tercinta yakni nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Ruang Lingkup Ajaran Islam 1”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai penyusun dengan berbagai sumber. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari  Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan,  walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen agama yaitu Bapak Salman Assahary, S.Ag, M.Ag  yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun makalah yang baik dan sesuai kaidah.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun  makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun, kami mengucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Padang , 20 Oktober 2014

                         Penulis






BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan  Negara yang mayoritas masyarakatnya didominasi oleh penganut ajaran islam. Akan tetapi sering muncul perilaku dari masyarakat islam itu sendiri yang tidak mencerminkan keislamannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor dalam berbagai hal diantaranya  pengaruh budaya barat, kurangnya pemahaman konsep islam, dan berbagai hal lainnya.
 Sehingga banyak dari masyarakat di era globalisasi seperti sekarang ini, menyekutukan allah karena kurangnya keimanan kepada allah. Berdasarkan permasalahan itulah kami tertarik untuk membuat makalah ini. Makalah ini akan menjelaskan tentang pengertian tauhid, aplikasi tauhid, pengertian syirik, dampak syirik, serta kiat pemupukan iman. Oleh karena itu kami memberi judul maklah ini  “ Ruang Lingkup Ajaran Islam 1 Tentang Tauhid.”

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang kami merumuskan beberapa masalah yaitu :
1.      Apakah pengertian tauhid ?
2.      Bagaimana aplikasi tauhid ?
3.      Apakah pengertian syirik ?
4.      Bagaimana dampak syirik ?
5.      Bagaimana kiat – kiat pemupukan iman ?




C.   Tujuan Penulisan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini yaitu :
1.      Meningkatkan ilmu pengetahuan tentang ilmu tauhid.
2.      Sebagai pemenuhan penulisan tugas kelompok makalah agama.
















BAB II
PEMBAHASAN  

A.   Pengertian Tauhid
Tauhid secara bahasa dari kata “wahhada – yuwahhidu” yang artinya menjadikan sesuatu satu / tunggal / esa (menganggap sesuatu esa). Secara istilah syar’i, tauhid berarti mengesakan Allah dalam hal mencipta, menguasai, mengatur, dan mengikhlaskan (memurnikan) peribadahan hanya kepada-Nya, meninggalakan penyembahan kepada selain-Nya serta menetapkan Asma’ul Husna (nama-nama yang bagus) dan Shifat Al-Ulya (sifat-sifat yang tinggi) bagi-Nya dan mensucikan-Nya dari kekurangan yang cacat.
Adapun pengertian tauhid menurut para ulama yaitu :

1.      DR. Abdul Aziz
         Tauhid adalah mempercayai bahwa Allah SWT adalah satu-satunya pencipta, pemelihara, penguasa, dan pengatur Alam Semesta.

2.      Prof. Dr. M. Yusuf  Musa
         Tauhid adalah keyakinan tentang adanya Allah Yang Maha Esa, yang tidak ada satu pun yang menyamai-Nya dalam zat, sifat atau perbuatan - perbuatan-Nya.

3.      Shalih Fauzan bin Abdullah al Fauzan
Tauhid adalah mengesakan Allah SWT dari semua makhluk-Nya dengan penuh penghayatan, dan keikhlasan beribadah kepada-Nya, meninggalkan peribadatan selain kepada-Nya, serta membenarkan nama-nama-Nya yang Mulia (asma’ul husna), dan sifat-sifat-Nya yang Maha Sempurna.



B.   Aplikasi Tauhid
Pengucapan kalimat tauhid dengan lisan belaka tidaklah cukup karena ia mempunyai konsekuensi yang harus ditunaikan. Para ulama menegaskan bahwa mengesakan allah adalah dengan meninggalkan perbuatan syirik baik kecil maupun besar. Di antara konsekuensi pengucapan kalimat tauhid itu adalah mengetahui kandungan maknanya kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari. Kalimat tauhid berarti pengingkaran kepada sesuatu yang disembah selain Allah SWT dan menetapkan bahwa yng berhak disembah hanylah Allah semata tidak kepada selain-Nya.
Aplikasi secara sederhana dari kalimat tauhid “laa ilaaha illallah” adalah keyakinan yang mutlak yang patut kita tanamkan dalam jiwa bahwa Allah Maha Esa dalam hal mencipta dalam penyembahan tanpa ada sesuatu pun yang mencampuri dan tanpa ada sesuatu pun yang sepadan dengan-Nya kemudian menerima dengan ikhlas akan apa-apa yang berasal dari-Nya baik berupa perintah yang harus dilaksanakan ataupun larangan yang harus ditinggalkan, semua itu akan menjadi mudah ketika hati ikhlas mengakui bahwa Allah SWT Maha Esa.
Sesungguhnya wajib bagi kita untuk mengenal Allah (tauhid) sebelum kita beribadah dan beramal karena suatu ibadah itu diterima jika tauhid kita benar dan tidak tercampur dengan kesyirikan (menyekutukannya dalam peribadatan), maka tegaknya ibadah dan amalan kita harus didasari terlebih dahulu at tauhid sebagaimana firman Allah SWT yang artinya :
“Ketahuilah (ya Muhammad) sesungguhnya tidak ada sembahan yang haq kecuali Allah dan mohonlah ampunan bagi dosa-dosamu, dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki, dan perempuan. (QS. Muhammad : 19).

C.   Pengertian Syirik
Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal – hal yang merupakan kekhusyukkan kepada Allah seperti berdoa kepada selain Allah disamping berdoa kepada Allah atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembeli (kurban), bernadzar, berdoa dan sebagainya kepada selain-Nya.
Syirik adalah suatu perbuatan (dalam sikap atau niat) terutama menyangkut aqidah di mana seseorang melakukan sesuatu bukan sepenuhnya karena Allah SWT atau secara sadar mencampur baurkan keesaan dzat Allah SWT dengan unsur-unsur lain yang menurut ajaran Islam dapat diartikan sebagai perbuatan menyekutukan Alah SWT.
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada sebelummu, jika kamu mempersekutukan Allah SWT, niscaya aku hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang – orang yang merugi.” (QS. Az – Zumar 39 : 65).

D.   Dampak Syirik

1.      Pelakunya tidak akan diampuni apabila mati dalam keadaan belum bertaubat darinya (an-Nisaa': 48).
  1. Amalan apa saja yang dilakukan tidak akan diterima oleh Allah, ia hanya akan menjadi sia-sia bagaikan debu yang beterbangan (al-Furqan: 23).
  2. Pelakunya haram masuk surga (al-Ma’idah: 72).
  3. Memadamkan cahaya fitrah yang bersih, karena manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah maka orang tua lingkungan, dan hawa nafsunya lah yang memadamkan fitrah tersebut dari tauhid yang lurus (QS. 30:30).
  4. Mematikan kesucian jiwa, jiwa yang bertauhid takkan tenggelam dalam lumpur hawa nafsu, maka  jiwa yang melakukan syirik akan jatuh ke jurang kerendahan dan kehinaan (QS. 22:31).
  5. Menghilangkan sifat ‘izzah (kemuliaan), karena membuat jiwa menjadi tunduk kepada sesuatu selain Allah SWT yang rendah dan hina. Kemuliaan itu hanya milik Allah, Rasul-Nya dan orang beriman (QS. 63:8). Seseorang yang berbuat syirik takkan pernah memiliki kemuliaan dan takkan pernah merasakannya karena ia telah bersandar kepada sesuatu yang rendah dan hina (QS. 22:73).


E.   Kiat Pemupukan Iman
Di antara strategi agar iman tetap dalam keadaan kokoh yaitu :
1.      Melakukan introspeksi diri.
Mengidentifikasi apa saja kekurangan, kelemahan, dan kealfaan kita, lalu memperbaikinya dengan sungguh-sungguh. Apabila melakukan amal keburukan, cepatlah bertaubat dengan memperbanyak istighfar yang kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan berbagai amal kebajikan yang Allah rhidoi
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
   “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(Q.S.AlHasyr/59:18).          m

2.      Riyadhah ruhiyah
Dengan latihan membiasakan melakukan amalan-amalan sunnah seperti shaum sunah, shalat Dhuha, shalat Tahajud, shalat Witir, dan amalan–amalan sunah lainnya yang berfungsi untuk menyuburkan ruhiyah, sehingga senantiasa merasakan kehadiran Allah dalam hidup.

3.      Tadabbur Quran
Tadabbur Quran yaitu membaca, memahami, menghayati, serta mengamalkan Al Quran. Usman bin ‘Affan r.a., berkata, “Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik dari kalian adalah yang mempelajari Al Quran, kemudian mengajarkannya.” (H.R. Bukhari).
Al Quran adalah kitab Allah sebagai petunjuk bagi manusia. Apabila menemukan fenomena-fenomena yang menimbulkan keraguan, maka solusinya adalah dengan mentadabburi Al Quran.
ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
“Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”(Q.S.AlBaqarah-2:2).

      Dengan tadabbur Quran, hati menjadi bercahaya karena Al Quran berfungsi sebagai cahaya (penerang) bagi orang yang dalam kegelapan, yang diliputi oleh keragu-raguan, kebimbangan dalam menjalani kehidupan, sehingga mendapatkan kemampuan membedakan dengan jelas mana yang benar dan mana yang batil.
أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
“Mengapa mereka tidak mentadabburi (memperhatikan) Al Quran, ataukah hati merekaterkunci?”(Q.S.Muhammad-47:24)                )

4.      Dzikrullah (banyak mengingat Allah)
Dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tentram. Ketentraman itu terasa dari jiwa ihsan, yaitu merasakan Allah selalu melihatnya sehingga setiap aktivitasnya senantiasa ada dalam tataran fitrahnya (mengikuti petunjuk Allah), yaitu ada dalam situasi tentram dan damai, penuh keimanan yang merupakan cahaya didalam menjalani kehidupannya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا .وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا .هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
"Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.”(Q.S.Al-Ahzab-33:41-43).


5.      Memperbanyak do’a
Memohon pertolongan Allah agar hidup senantiasa ada dalam petunjuk-Nya, senantiasa berada dalam jalan yang pernah ditempuh oleh orang-orang yang telah mendapatkan anugerah nikmat-Nya seperti para nabi, shiddiqin, syuhada, dan shalihin.
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
“Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para siddiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman-teman yang sebaik-baiknya.” (Q.S. An-Nisa 4: 69).

6.      Mencintai fakir miskin dan anak yatim.
Abu Hurairah r.a. bercerita, seseorang melaporkan kepada Rasulullah saw. tentang kegersangan qalbu yang dialaminya. Beliau Rosululloh SAW, menegaskan, Mencintai mereka diaplikasikan dalam bentuk zakat, infaq, shadaqah, dan kegiatan-kegiatan sosial yang dilandasi tujuan membahagiakan fakir, miskin, dan yatim sebagai ekspresi dari jiwa syukur atas anugerah kenikmatanAllah.

            Syukur adalah aktivitas yang lahir dari keyakinan bahwa harta yang dimilikinya adalah titipan Allah yang harus dipergunakan secara proporsional sesuai yang dikehendaki-Nya. Allah akan menambah nikmat bagi orang-orang yang bersyukur. Semakin banyak membahagiakan orang lain, akan semakin banyak kenikmatan hidup yang akan diraih.




BAB  III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Tauhid secara bahasa dari kata “wahhada – yuwahhidu” yang artinya menjadikan sesuatu satu / tunggal / esa (menganggap sesuatu esa). Secara istilah syar’i tauhid berarti mengesakan allah dalam hal mencipta, menguasai, mengatur, dan mengikhlaskan (memurnikan) peribadahan hanya kepada-Nya,
Aplikasi tauhid bahwasanya berilmu dan mengetahui serta mengenal at tauhid itu adalah kewajiban yang paling pokok dan utama sebelum mengenal yang lainnya seperti beramal (karena semua amalan itu akan diterima jika tauhidnya benar).
Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal – hal yang merupakan kekhusyukkan kepada Allah seperti berdoa kepada selain Allah disamping berdoa kepada Allah atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembeli (kurban), bernadzar, berdoa dab sebagainya kepada selain-Nya.
B.   Saran
Dengan penulisan makalah ini pembaca diharapkan mampu :
1.      Memperoleh pengetahuan yang lebih luas mengenai tauhid dan syirik
2.      Lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT
3.      Meningkatkan kiat – kita pemupukan iman.






DAFTAR PUSTAKA
Fauzan, shalih. 2001. Kitab tauhid 1. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia
(http://statics.ilmoe.com/kajian/users/alklateniy/Kajian Rutin/Qowaidul_Arba/21-20100412-Ust-Fauzan) diakses pada 20 Oktober 2014
           



 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar