MAKALAH
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
MENGENAI
RUANG
LINGKUP AJARAN ISLAM 1 TENTANG
TAUHID
Disusun oleh kelompok 7 :
YOSSY NAFRIA
: 1420073
YUNDA
NELA SARI : 1420091
Dosen
Pembimbing : Salman Asshary, S.ag, M.ag
PROGRAM
STUDI KIMIA ANALISIS
AKADEMI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG
2014
/ 2015
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………….i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………...........ii
BAB
I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….......1
A. Latar
Belakang……………………………………………………………………….......1
B. Rumusan
Masalah………………………………………………………………………..1
C. Tujuan…………………………………………………………………………………....2
BAB
II PEMBAHASAN………………………………………………………………………...3
A. Pengertian
Tauhid………………………………………………………………………..3
B. Aplikasi
Tauhid…………………………………………………………………………..4
C. Pengertian
Syirik…………………………………….…………………………………...4
D. Dampak
Syirik……………………………………….…………………………………..5
E. Kiat
Pemupukan Iman……………………………….…………………………………..6
BAB
III PENUTUP…………………………………………...………………………………....9
Kesimpulan………………………………………………………………………………….9
Saran…………………………………………………………………………………….......9
DAFTAR
PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongannya mungkin penulis tidak akan
sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurah kepada baginda
tercinta yakni nabi Muhammad SAW.
Makalah
ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Ruang Lingkup Ajaran
Islam 1”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai penyusun
dengan berbagai sumber. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan, walaupun makalah ini
kurang sempurna dan memerlukan perbaikan.
Penyusun
juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen agama yaitu Bapak Salman Assahary,
S.Ag, M.Ag yang telah membimbing
penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun makalah yang baik
dan sesuai kaidah.
Semoga
makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang
membangun, kami mengucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Padang
, 20 Oktober 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia
merupakan Negara yang mayoritas
masyarakatnya didominasi oleh penganut ajaran islam. Akan tetapi sering muncul
perilaku dari masyarakat islam itu sendiri yang tidak mencerminkan
keislamannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor dalam berbagai hal
diantaranya pengaruh budaya barat,
kurangnya pemahaman konsep islam, dan berbagai hal lainnya.
Sehingga banyak dari masyarakat di era
globalisasi seperti sekarang ini, menyekutukan allah karena kurangnya keimanan
kepada allah. Berdasarkan permasalahan itulah kami tertarik untuk membuat
makalah ini. Makalah ini akan menjelaskan tentang pengertian tauhid, aplikasi
tauhid, pengertian syirik, dampak syirik, serta kiat pemupukan iman. Oleh
karena itu kami memberi judul maklah ini
“ Ruang Lingkup Ajaran Islam 1 Tentang Tauhid.”
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang kami
merumuskan beberapa masalah yaitu :
1. Apakah
pengertian tauhid ?
2. Bagaimana
aplikasi tauhid ?
3. Apakah
pengertian syirik ?
4. Bagaimana
dampak syirik ?
5. Bagaimana
kiat – kiat pemupukan iman ?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini
yaitu :
1. Meningkatkan
ilmu pengetahuan tentang ilmu tauhid.
2. Sebagai
pemenuhan penulisan tugas kelompok makalah agama.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Tauhid
Tauhid
secara bahasa dari kata “wahhada – yuwahhidu” yang artinya menjadikan sesuatu
satu / tunggal / esa (menganggap sesuatu esa). Secara istilah syar’i, tauhid
berarti mengesakan Allah dalam hal mencipta, menguasai, mengatur, dan
mengikhlaskan (memurnikan) peribadahan hanya kepada-Nya, meninggalakan
penyembahan kepada selain-Nya serta menetapkan Asma’ul Husna (nama-nama yang
bagus) dan Shifat Al-Ulya (sifat-sifat yang tinggi) bagi-Nya dan mensucikan-Nya
dari kekurangan yang cacat.
Adapun pengertian tauhid menurut
para ulama yaitu :
1.
DR.
Abdul Aziz
Tauhid
adalah mempercayai bahwa Allah SWT adalah satu-satunya pencipta, pemelihara,
penguasa, dan pengatur Alam Semesta.
2.
Prof.
Dr. M. Yusuf Musa
Tauhid adalah
keyakinan tentang adanya Allah Yang Maha Esa, yang tidak ada satu pun yang menyamai-Nya
dalam zat, sifat atau perbuatan - perbuatan-Nya.
3. Shalih Fauzan bin Abdullah al Fauzan
Tauhid adalah mengesakan Allah SWT
dari semua makhluk-Nya dengan penuh penghayatan, dan keikhlasan beribadah
kepada-Nya, meninggalkan peribadatan selain kepada-Nya, serta membenarkan
nama-nama-Nya yang Mulia (asma’ul husna), dan sifat-sifat-Nya yang Maha
Sempurna.
B.
Aplikasi
Tauhid
Pengucapan
kalimat tauhid dengan lisan belaka tidaklah cukup karena ia mempunyai
konsekuensi yang harus ditunaikan. Para ulama menegaskan bahwa mengesakan allah
adalah dengan meninggalkan perbuatan syirik baik kecil maupun besar. Di antara
konsekuensi pengucapan kalimat tauhid itu adalah mengetahui kandungan maknanya
kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari – hari. Kalimat tauhid berarti pengingkaran kepada sesuatu yang disembah
selain Allah SWT dan menetapkan bahwa yng berhak disembah hanylah Allah semata
tidak kepada selain-Nya.
Aplikasi
secara sederhana dari kalimat tauhid “laa ilaaha illallah” adalah keyakinan
yang mutlak yang patut kita tanamkan dalam jiwa bahwa Allah Maha Esa dalam hal
mencipta dalam penyembahan tanpa ada sesuatu pun yang mencampuri dan tanpa ada
sesuatu pun yang sepadan dengan-Nya kemudian menerima dengan ikhlas akan
apa-apa yang berasal dari-Nya baik berupa perintah yang harus dilaksanakan
ataupun larangan yang harus ditinggalkan, semua itu akan menjadi mudah ketika
hati ikhlas mengakui bahwa Allah SWT Maha Esa.
Sesungguhnya
wajib bagi kita untuk mengenal Allah (tauhid) sebelum kita beribadah dan beramal
karena suatu ibadah itu diterima jika tauhid kita benar dan tidak tercampur
dengan kesyirikan (menyekutukannya dalam peribadatan), maka tegaknya ibadah dan
amalan kita harus didasari terlebih dahulu at tauhid sebagaimana firman Allah
SWT yang artinya :
“Ketahuilah (ya
Muhammad) sesungguhnya tidak ada sembahan yang haq kecuali Allah dan mohonlah
ampunan bagi dosa-dosamu, dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki, dan
perempuan. (QS. Muhammad : 19).
C. Pengertian Syirik
Syirik
yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal – hal yang merupakan
kekhusyukkan kepada Allah seperti berdoa kepada selain Allah disamping berdoa
kepada Allah atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembeli (kurban),
bernadzar, berdoa dan sebagainya kepada selain-Nya.
Syirik adalah suatu perbuatan (dalam
sikap atau niat) terutama menyangkut aqidah di mana seseorang melakukan sesuatu
bukan sepenuhnya karena Allah SWT atau secara sadar mencampur baurkan keesaan
dzat Allah SWT dengan unsur-unsur lain yang menurut ajaran Islam dapat
diartikan sebagai perbuatan menyekutukan Alah SWT.
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan
kepadamu dan kepada sebelummu, jika kamu mempersekutukan Allah SWT, niscaya aku
hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang – orang yang merugi.” (QS. Az
– Zumar 39 : 65).
D.
Dampak
Syirik
1.
Pelakunya
tidak akan diampuni apabila mati dalam keadaan belum bertaubat darinya
(an-Nisaa': 48).
- Amalan apa saja yang dilakukan tidak akan diterima oleh Allah, ia hanya akan menjadi sia-sia bagaikan debu yang beterbangan (al-Furqan: 23).
- Pelakunya haram masuk surga (al-Ma’idah: 72).
- Memadamkan cahaya fitrah yang bersih, karena manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah maka orang tua lingkungan, dan hawa nafsunya lah yang memadamkan fitrah tersebut dari tauhid yang lurus (QS. 30:30).
- Mematikan kesucian jiwa, jiwa yang bertauhid takkan tenggelam dalam lumpur hawa nafsu, maka jiwa yang melakukan syirik akan jatuh ke jurang kerendahan dan kehinaan (QS. 22:31).
- Menghilangkan sifat ‘izzah (kemuliaan), karena membuat jiwa menjadi tunduk kepada sesuatu selain Allah SWT yang rendah dan hina. Kemuliaan itu hanya milik Allah, Rasul-Nya dan orang beriman (QS. 63:8). Seseorang yang berbuat syirik takkan pernah memiliki kemuliaan dan takkan pernah merasakannya karena ia telah bersandar kepada sesuatu yang rendah dan hina (QS. 22:73).
E.
Kiat
Pemupukan Iman
Di antara strategi agar iman tetap
dalam keadaan kokoh yaitu :
1. Melakukan introspeksi diri.
Mengidentifikasi
apa saja kekurangan, kelemahan, dan kealfaan kita, lalu memperbaikinya dengan
sungguh-sungguh. Apabila melakukan amal keburukan, cepatlah bertaubat dengan
memperbanyak istighfar yang kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan berbagai
amal kebajikan yang Allah rhidoi
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ
إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.”(Q.S.AlHasyr/59:18). m
2.
Riyadhah
ruhiyah
Dengan latihan membiasakan melakukan
amalan-amalan sunnah seperti shaum sunah, shalat Dhuha, shalat Tahajud, shalat Witir,
dan amalan–amalan sunah lainnya yang berfungsi untuk menyuburkan ruhiyah, sehingga
senantiasa merasakan kehadiran Allah dalam hidup.
3.
Tadabbur
Quran
Tadabbur Quran yaitu membaca,
memahami, menghayati, serta mengamalkan Al Quran. Usman bin ‘Affan r.a.,
berkata, “Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik dari kalian adalah yang
mempelajari Al Quran, kemudian mengajarkannya.” (H.R. Bukhari).
Al Quran adalah kitab Allah sebagai petunjuk bagi manusia. Apabila menemukan fenomena-fenomena yang menimbulkan keraguan, maka solusinya adalah dengan mentadabburi Al Quran.
Al Quran adalah kitab Allah sebagai petunjuk bagi manusia. Apabila menemukan fenomena-fenomena yang menimbulkan keraguan, maka solusinya adalah dengan mentadabburi Al Quran.
ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ
هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
“Kitab Al Quran ini tidak ada
keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”(Q.S.AlBaqarah-2:2).
Dengan tadabbur Quran, hati menjadi bercahaya karena Al Quran berfungsi sebagai cahaya (penerang) bagi orang yang dalam kegelapan, yang diliputi oleh keragu-raguan, kebimbangan dalam menjalani kehidupan, sehingga mendapatkan kemampuan membedakan dengan jelas mana yang benar dan mana yang batil.
Dengan tadabbur Quran, hati menjadi bercahaya karena Al Quran berfungsi sebagai cahaya (penerang) bagi orang yang dalam kegelapan, yang diliputi oleh keragu-raguan, kebimbangan dalam menjalani kehidupan, sehingga mendapatkan kemampuan membedakan dengan jelas mana yang benar dan mana yang batil.
أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ
أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
“Mengapa mereka tidak mentadabburi
(memperhatikan) Al Quran, ataukah hati merekaterkunci?”(Q.S.Muhammad-47:24) )
4.
Dzikrullah
(banyak mengingat Allah)
Dengan mengingat Allah, hati akan
menjadi tentram. Ketentraman itu terasa dari jiwa ihsan, yaitu merasakan Allah
selalu melihatnya sehingga setiap aktivitasnya senantiasa ada dalam tataran
fitrahnya (mengikuti petunjuk Allah), yaitu ada dalam situasi tentram dan damai,
penuh keimanan yang merupakan cahaya didalam menjalani kehidupannya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا .وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا .هُوَ
الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ
إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
"Hai orang-orang yang beriman,
berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan
bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat
kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan
kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang
kepada orang-orang yang beriman.”(Q.S.Al-Ahzab-33:41-43).
5.
Memperbanyak
do’a
Memohon pertolongan Allah agar hidup
senantiasa ada dalam petunjuk-Nya, senantiasa berada dalam jalan yang pernah
ditempuh oleh orang-orang yang telah mendapatkan anugerah nikmat-Nya seperti
para nabi, shiddiqin, syuhada, dan shalihin.
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ
أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ
وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
“Dan barangsiapa yang menta’ati
Allah dan Rasul Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang dianugerahi
nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para siddiqiin, orang-orang yang mati
syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman-teman yang
sebaik-baiknya.” (Q.S. An-Nisa 4: 69).
6. Mencintai fakir miskin dan anak
yatim.
Abu Hurairah r.a. bercerita,
seseorang melaporkan kepada Rasulullah saw. tentang kegersangan qalbu yang
dialaminya. Beliau Rosululloh SAW, menegaskan, Mencintai mereka diaplikasikan dalam
bentuk zakat, infaq, shadaqah, dan kegiatan-kegiatan sosial yang dilandasi
tujuan membahagiakan fakir, miskin, dan yatim sebagai ekspresi dari jiwa syukur
atas anugerah kenikmatanAllah.
Syukur adalah aktivitas yang lahir dari keyakinan bahwa harta yang dimilikinya adalah titipan Allah yang harus dipergunakan secara proporsional sesuai yang dikehendaki-Nya. Allah akan menambah nikmat bagi orang-orang yang bersyukur. Semakin banyak membahagiakan orang lain, akan semakin banyak kenikmatan hidup yang akan diraih.
Syukur adalah aktivitas yang lahir dari keyakinan bahwa harta yang dimilikinya adalah titipan Allah yang harus dipergunakan secara proporsional sesuai yang dikehendaki-Nya. Allah akan menambah nikmat bagi orang-orang yang bersyukur. Semakin banyak membahagiakan orang lain, akan semakin banyak kenikmatan hidup yang akan diraih.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tauhid
secara bahasa dari kata “wahhada – yuwahhidu” yang artinya menjadikan sesuatu
satu / tunggal / esa (menganggap sesuatu esa). Secara istilah syar’i tauhid
berarti mengesakan allah dalam hal mencipta, menguasai, mengatur, dan
mengikhlaskan (memurnikan) peribadahan hanya kepada-Nya,
Aplikasi
tauhid bahwasanya berilmu
dan mengetahui serta mengenal at tauhid itu adalah kewajiban yang paling pokok
dan utama sebelum mengenal yang lainnya seperti beramal (karena semua amalan
itu akan diterima jika tauhidnya benar).
Syirik
yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal – hal yang merupakan
kekhusyukkan kepada Allah seperti berdoa kepada selain Allah disamping berdoa
kepada Allah atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembeli (kurban),
bernadzar, berdoa dab sebagainya kepada selain-Nya.
B.
Saran
Dengan
penulisan makalah ini pembaca diharapkan mampu :
1. Memperoleh
pengetahuan yang lebih luas mengenai tauhid dan syirik
2. Lebih
mendekatkan diri kepada Allah SWT
3. Meningkatkan
kiat – kita pemupukan iman.
DAFTAR
PUSTAKA
Fauzan, shalih. 2001. Kitab tauhid 1. Yogyakarta: Universitas
Islam Indonesia
(http://statics.ilmoe.com/kajian/users/alklateniy/Kajian
Rutin/Qowaidul_Arba/21-20100412-Ust-Fauzan) diakses pada 20 Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar